Karnaval Grebeg Suro Bocek 2025: Tradisi dan Sound Horeg Menyatu, Desa Bocek Bergetar Serasa Festival Musik Raksasa

Kategori Berita

.

Karnaval Grebeg Suro Bocek 2025: Tradisi dan Sound Horeg Menyatu, Desa Bocek Bergetar Serasa Festival Musik Raksasa

Minggu, 20 Juli 2025




Kabupaten Malang fakta publik.com - Semangat gotong royong dan kreativitas warga kembali membuncah dalam Karnaval Grebeg Suro dan Bersih Desa Bocek 2025, sebuah perayaan tahunan yang menyatukan adat, seni budaya, serta sentuhan modern melalui parade spektakuler yang digelar sepanjang Minggu (20/72025). 


Jalan utama Desa Bocek, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, berubah menjadi panggung jalanan raksasa, disasikan ribuan warga yang memadati kiri-kanan jalur untuk menyaksikan kemeriahan parade budaya, kendaraan hias, serta iring-iringan armada sound horeg yang menggelegar.

 “Ini bukan sekadar karnaval, ini festival jalanan. Seperti konser keliling tapi di kampung sendiri,” ungkap salah satu warga sambil merekam suasana dengan ponselnya.


Parade Sound Horeg: Dentuman Subwoofer dan Goyangan Jalanan

Salah satu daya tarik utama adalah parade sound system. Sedikitnya 12 armada sound horeg dari berbagai vendor lokal seperti Riswanda Pro, BP Audio, Bawang Putih, Laba Laba Audio, Rajawali Music, HM 93 Audio, Zoeya Music, Sayur Mayur Audio, Toples Audio,  HD Audio, Fiyan Audio, dan TM Audio hadir dengan perlengkapan maksimal, mulai dari subwoofer besar, MC dan DJ, layar LED, hingga panggung mini berlampu warna-warni. Beberapa armada bahkan tampil dengan konsep tematik seperti “mobil bass” dan “truk mini disco”.


Setiap kali satu armada melintas, jalan desa seakan bergetar. Warga larut dalam suasana, bersorak, berjoget, hingga terlibat dalam sesi sound check dadakan yang dilakukan para kru sound di beberapa titik. Suasana berubah seperti pesta rakyat yang hidup dan berdenyut bersama irama dentuman bass.


Panasnya Antusiasme di Sepanjang Rute

Karnaval dimulai tepat pukul 13.00 WIB, diawali oleh drumband MI Nasrul Ulum Al Azhar, kemudian disusul oleh rombongan Kepala Desa Bocek, perangkat desa, serta kelompok PKK Desa Bocek yang menampilkan atraksi bertema bidang Pokja masing-masing.

Barisan demi barisan turut memeriahkan acara, Penampilan seni tradisional serta rombongan kirab tumpeng dan pertanian dari seluruh dusun. 


Tak ketinggalan tari kontemporer yang menggugah dengan eksplorasi gerak tradisional dan modern, menyampaikan pesan-pesan mendalam lewat ekspresi artistik.

Jajaran pedagang kaki lima turut meramaikan suasana. Es tebu, bakso, sate, hingga jajanan lokal laris manis diserbu penonton yang tak ingin melewatkan momen sekali dua tahun ini.


Tradisi yang Diperbarui, Tidak Ditinggalkan

Kepala Desa Bocek, Abdul Kodim, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pelestarian sekaligus pembaruan tradisi.

“Masyarakat Bocek masih memegang teguh nilai gotong royong. Karnaval ini bukan hanya hiburan, tapi bentuk syukur dan penghormatan terhadap leluhur, serta wujud harapan untuk kemakmuran desa,” ujarnya.


Tradisi bersih desa dimulai sepekan sebelumnya, yakni Minggu (13/7/2025), dengan acara selamatan desa dan penampilan tayub di punden desa, serta pertunjukan campursari di panggung balai desa. 

Sabtu malam (19/7), warga sudah bersiap dengan sesi check sound, sebelum akhirnya Karnaval Budaya dan pertunjukan puncak Sound Horeg digelar Minggu siang hingga malam hari.


Sinergi Warga dan Pemerintah Desa

Acara yang hanya diizinkan dua tahun sekali ini disambut dengan antusias luar biasa. Warga, perantau, hingga pengunjung dari luar desa ikut larut dalam suasana.

“Partisipasi masyarakat sangat besar, bahkan tanpa diminta. Tiap RT dan RW secara swadaya melakukan koordinasi dan persiapan. Pemerintah desa hanya memfasilitasi dan membantu mengurus perizinan keamanan,” jelasnya


Pesta Rakyat dan Pameran Hasil Bumi

Karnaval Bocek 2025 tak hanya menampilkan parade dan hiburan. Di depan panggung kehormatan, warga juga melakukan jabutan tumpeng dari hasil bumi pertanian lokal, sebagai wujud rasa syukur atas kesuburan dan keberkahan tanah desa. 

Bocek Jadi Contoh Desa Adaptif,

"Karnaval ini menjadi bukti bahwa tradisi tidak harus kaku, namun bisa dibarengi dengan inovasi dan adaptasi zaman. Dengan menggabungkan adat, seni kontemporer, teknologi audio visual, dan semangat gotong royong, ini jadi teladan bahwa desa pun bisa menjadi pusat kreativitas dan kebudayaan yang hidup," tutupnya. (ttk/sg)