Giat Jumat Curhat Di Desa Baturetno Kecamatan Singosari Suara Masyarakat, Solusi Bersama

Kategori Berita

.

Giat Jumat Curhat Di Desa Baturetno Kecamatan Singosari Suara Masyarakat, Solusi Bersama

Jumat, 25 Juli 2025




Malang, faktapublik.com - Suasana penuh kehangatan dan keterbukaan menyelimuti Balai Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, pada Jumat pagi (25/7/2025). Dalam forum Jumat Curhat bersama Polsek Singosari, warga Desa Baturetno diberi ruang seluas-luasnya untuk menyampaikan aspirasi, kegelisahan, dan harapan mereka dalam sebuah dialog yang bersahaja namun sarat makna.


Hadir langsung dalam kegiatan ini, Kapolsek Singosari, Kompol Try Widyanto Fauzal, S.I.K., M.Si., yang memimpin jalannya diskusi dengan penuh empati dan keterbukaan. Didampingi perwakilan Kecamatan Singosari, Bapak H. Samsul selaku Kasi Trantib Kecamatan Singosari, serta mahasiswa KKN dari Universitas Brawijaya, kegiatan Jumat Curhat menjadi momen sinergi antara masyarakat, aparat, dan unsur pemuda.


Kepala Desa Baturetno, Solehan membuka pertemuan dengan menyampaikan harapan besar dari warganya terkait rencana kegiatan bersih desa yang akan digelar pada 18 Oktober mendatang. Menyikapi fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang penggunaan sound horeg, pihak desa berharap adanya kebijakan yang arif dari Muspika agar kegiatan adat tersebut tetap dapat dilaksanakan tanpa menimbulkan keresahan atau polemik di tengah masyarakat.


Mewakili Camat Singosari dalam sambutannya, Bapak H. Samsul menekankan pentingnya menjaga kesakralan tradisi. Ia mengisahkan sebuah pengalaman unik tentang penggunaan tumpeng animasi dalam acara bersih desa yang justru menghasilkan "panen animasi" disampaikannya dalam gaya berkelakar namun sarat pesan moral. “Acara adat adalah doa kita bersama. Boleh ada hiburan, tapi jangan lupakan keseriusan dalam menjaga nilai sakral dan religiusnya,” pesannya.


Kapolsek Singosari, Kompol Try Widyanto, menegaskan bahwa Jumat Curhat adalah program nasional dari POLRI yang bertujuan menjadi ruang komunikasi langsung antara kepolisian dan masyarakat. Tujuan utamanya adalah menyerap aspirasi, menyelesaikan persoalan hukum dan sosial, serta membangun pemahaman bersama demi terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif.


“Kami mendukung 100% kegiatan masyarakat yang positif dan memberi manfaat. Tapi untuk hal-hal negatif apalagi yang melanggar norma atau hukum kami akan lakukan tindakan pencegahan. Maka dari itu, mari kita duduk bersama, berdiskusi secara humanis dan santun,” tegasnya. Dalam suasana santai namun serius, Kapolsek juga melemparkan candaan edukatif: "Sopan itu artinya sopan dalam etika, bukan SOPAN singkatan dari Sobek Depan." Gelak tawa pun mengiringi, namun maknanya jelas: tidak ada tempat bagi unsur pornoaksi dalam kegiatan hiburan masyarakat.


Peserta forum pun menyampaikan uneg-uneg mereka. Salah satu poin penting yang diangkat adalah bahwa warga Desa Baturetno telah melakukan swadaya untuk kegiatan ini sejak jauh hari, bahkan pembayaran sewa sound system telah lunas. Maka pembatalan tentu akan mengecewakan dan memunculkan ketegangan di tengah masyarakat. Mereka pun meminta Muspika memberi solusi terbaik agar kegiatan tetap berjalan dalam batas regulasi.


Mahasiswa KKN Universitas Brawijaya turut menyampaikan pandangan kritis namun membangun. Mereka menilai bahwa hiburan adalah bagian dari kebutuhan masyarakat, selama dilakukan di lingkungan sendiri dan mengikuti aturan serta nilai lokal. Sajian yang menarik dan edukatif, menurut mereka, justru bisa menjadi media pemersatu dan pelestari budaya desa.


Diskusi pun mengerucut pada semangat mencari solusi bersama. Kapolsek membacakan surat edaran Bupati Malang terkait regulasi sound horeg dan mengajak semua pihak untuk menegakkan aturan dengan semangat kekeluargaan. Bukan saling menyalahkan, tapi saling memahami.

Kegiatan Jumat Curhat di Desa Baturetno hari itu menjadi contoh nyata bagaimana dialog terbuka dan pendekatan humanis dapat menjembatani perbedaan, menyatukan niat baik, dan menciptakan kesepahaman demi kebaikan bersama. Karena pada akhirnya, suara masyarakat adalah denyut dari kehidupan desa, dan ketika semua mau mendengar dan saling menghargai, maka jalan menuju solusi selalu terbuka lebar. ( Iyan/sg)