Kota Pasuruan Fakta Publik.com - Salah satu anak didik yang berinisial D (10th) tidak mau bersekolah lagi di SD Pancasila yang beralamatkan sekolah di Jalan Hasanudin, Nomer 12, Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Hal itu disinyalir adanya dampak pembayaran administrasi sekolah yang harus terbayarkan dan terlunasi saat ini.
Walimurid menceritakan ke awak media bahwa anaknya yang duduk di bangku sekolah kelas 3 naik ke kelas 4 dengan nilai bagus hingga masuk urutan 10 besar dari teman sekelasnya, namun saat ini dirinya harus menetap di kelas yang sama (kelas 3) meskipun dalam raportnya di nyatakan naik ke kelas 4.
Pada tahun ajaran baru awal masuk sekolah tepatnya tanggal 17 juli 2023 wali murid mengantarkan D ke sekolahan, Namun sepulang sekolah ibunya D kaget saat menanyai anaknya tiba-tiba menangis dan tak ingin bersekolah lagi.
"pulang sekolah saya tanyai gimana sekolahnya tadi nak, tiba-tiba anaknya nangis. katanya tadi sekolah tidak bareng teman biasanya dan masih duduk di kelas 3" cerita wali murid pada awak media.
Dari kejadian tersebut orang tua peserta didik yang merasa prihatin melihat anaknya tidak mau bersekolah lagi, berupaya menghubungi Hanif selaku wali kelas melalui pesan WhatsApp menanyakan tanggungan D untuk membayar atau mengangsur tunggakan tersebut.
"assalamualaikum mohon maaf bu Hanif apa tanggungan D ini bisa dicicil ya bu sambil nunggu bulan depan kakaknya TF mau dibayar sama kakaknya"
“Ini saya masih ada uang 250 bu Hanif, apa nanti ‘D’ tetap dikelas 3 bu, mohon maaf bu soalnya kemarin itu pulang sekolah anaknya nangis bu, terus gak mau sekolah lagi” tulis orang tua ‘D’ di WA senin (24 juli 23).
Hanif merespon dengan baik balasan chat dengan arahan yang bijak dan akan menanyakan dahulu pada Anis panggilan akrab Choirun Nisak, S.Ag. selaku Kepala Sekolah Yayasan SD Pancasila.
"waalaikumsalam, inggih (iya) saget (bisa) bu. monggo besok ke sekolah menemui saya atau ke bu Anis (Kepala Sekolah)"
Besoknya, dengan mengucap salam lewat WhatsApp wali murid kembali menanyakan perihal apa diperbolehkan mengangsur karena masih belum ada uang, walimurid lemas membaca jawaban chat wali kelas murid didik.
"waalaikum salam, bu. Bu Anis ngendikan (bilang) kalau harus melunasi SPP dulu, baru boleh duduk di kelas 4 bu" balas chat Hanif.
Ia juga memgirimkan foto rincian Kekurangan pembayaran sekolah terhitung awal masuk kelas 1 sampai kelas 3 Seperti pembayaran PSB (penerimaan siswa baru),SPP, LKS, Ujian Tengah Semester dengan total rincian tertanggung yang harus dibayar senilai 1.775.000.-
Menanggapi hal ini Choirun Nisak selaku Kepala Sekolah pada saat dikonfirmasi awak media menyampaikan bahwa pihaknya harus patuh karena gaji guru dari pemilik Yayasan.
"yayasan tidak mau tau pokoknya SPP harus masuk, swasta bayar guru dari uang SPP kalau yang lain-lain saya masih memaklumi, kita sudah sering membantu memakai uang kita".
Ironisnya selain D masih ada beberapa murid lagi yang belum lunas bayar SPP yang masuk sekolah tapi tetap di kelas yang lama.
"boleh sekolah tapi itu tadi tidak boleh naik, boleh masuk, masuk terus pun boleh tapi tetap di kelas 3, ada juga murid yang sekolah dan masih dikelas yang lama. saya juga tidak ingin seperti ini kita sudah sering membantu murid, kalau dapat ijin dari yayasan tidak mengapa" terang Kepsek.
Sebagai aset bangsa dan agama jika makin lama tidak bersekolah di hawatirkan akan terganggu mental psiklologis anak karena sampai saat ini 11/8/2023 murid didik D masih belum masuk sekolah. ( Ali )