Peringati Haflah imtihan di Ponpes Salafiyah,KH. Idris Abdul Hamid Support santri lulusan Salafiyah terus belajar hingga luar Negeri

Kategori Berita

.

Peringati Haflah imtihan di Ponpes Salafiyah,KH. Idris Abdul Hamid Support santri lulusan Salafiyah terus belajar hingga luar Negeri

Minggu, 20 Maret 2022

KH. Idris Abdul Hamid pengasuh ponpes Salafiyah Pasuruan dan wisuda santri ponpes

Pasuruan, faktapublik.com - Tradisi, Haflatul Imtihan ABSTRAKSI dilakukan secara terus-menerus dan telah menjadi identitas. Itulah tradisi yang kerap diasosiasikan sebagai rutinitas wajib. Dalam konteks pondok pesantren di Jawa terdapat beberapa tradisi-tradisi yang selalu rutin dilaksanakan setiap tahun. 


Seperti halnya peringatan haflah imtihan di Pondok Pesantren Salafiyah Panggung rejo kota Pasuruan yang di adakan hari ini, minggu 20/3/2022.

Haflatul Imtihan merupakan suatu peringatan akhir tahun untuk merayakan kelulusan dan kenaikan kelas atau kenaikan tingkat.


 Haflatul imtihan adalah program kegiatan tahunan Pondok pesantren Salafiyah Panggung rejo yang terdiri dari baberapa rangkaian kegiatan yang bernuansa pendidikan untuk mengimplementasikan sebagian hasil belajar peserta didik yang ditempuh selama satu tahun. 


Kegiatan ini berisikan lomba-lomba baik lomba pengetahuan maupun olahraga. Berdasarkan pemikiran tersebut, skripsi ini berusaha untuk menjelaskan mengapa tradisi ini menjadi wajib dan apa makna yang dimiliki oleh santri, pengasuh Pondok Pesantren, warga dan tokoh masyarakat tentang kegiatan ini.

 

Pada sambutannya didepan ratusan peserta peringatan Haflah imtihan ,KH.Idris Abdul Hamid selaku pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah  menyatakan terimakasihnya atas antusiasme wali santri dalam keistiqomahanya untuk mendidik anaknya di ponpes salafiyah sebagai wujud komitmen dalam membentuk karakter manusia yang berilmu, bertakwa dan berpengetahuan demi mengisi pembangunan dimasa depan lebih baik. 


"Hari ini tidak ada dikotomi atau perbedaan pendidikan antara  pondok pesantren salafiyah dengan pendidikan formal lainnya di Indonesia. Oleh karenanya setelah menempuh pendidikan di ponpes salafiyah para santri bisa melanjutkan pendidikan formal lainya di perguruan tinggi sesuai dengan kapasitas dan cita citanya. Terangnya. 


Kiyai Idris Hamid (Gus Idris) putra KH. Abdul Hamid (Mbah Hamid) Kota Pasuruan ini menjelaskan bahwa hari ini ada 2 anak  santri salafiyah yang berangkat ke Mesir dengan Beasiswa seperti juga tahun sebelumnya juga ponpes Salafiyah telah mengirimkan santrinya yang sudah lulus belajar di pondok ini untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi hingga diluar negeri.jelas kyai Idris. 


Kyai Idris menyatakan bahwa hal ini merupakan  bentuk pengakuan negara dan dunia terhadap pendidikan pesantren salafiyah. "Oleh karenanya pada wali santri tidak usah ragu terhadap stigma Pondok Pesantren salafiyah itu kolot, karena kita sudah membuktikan bahwa lulusan pesantren sama dengan lulusan pendidikan formal lainya.


 " Jadi tergantung seperti apa kemauan dan dukungan bapak, ibu selaku wali santri ingin seperti apa anak anaknya nanti, apa mau jadi Dokter,insinyur atau pejabat dan lainya .Jelas Kyai Idris yang mendapatkan perhatian serius dari peserta peringatan imtihan yang rata rata terdiri dari wali santri. (Zei)