Tuntut Berjualan di Simpang Lima Gumul, Organisasi Masa Ikatan Pemuda Kediri dan Ormas Bima Sakti Gelar Unjuk Rasa

Kategori Berita

.

Tuntut Berjualan di Simpang Lima Gumul, Organisasi Masa Ikatan Pemuda Kediri dan Ormas Bima Sakti Gelar Unjuk Rasa

Kamis, 14 Oktober 2021


 KEDIRI, faktapublik.com -  Massa pedagang kaki lima ( PKL ) yang tergabung dalam Organisasi Massa Ikatan Pemuda Kediri dan Aliansi LSM / Ormas "Bima Sakti" , pada hari Kamis (14/10/21) melakukan aksi unjuk rasa di depan Pendopo Kabupaten Kediri yang berlokasi di sekitar alun - alun Kota Kediri. 


Massa pengunjuk rasa meminta kepada Bupati Kediri agar memperbolehkan mereka kembali berjualan di sekitar Simpang Lima Gumul ( SLG ) karena sejak pandemi Covid-19 mulai mewabah sejak sekitar 2 tahun mereka tidak boleh berjualan lagi di SLG.


Adapun tuntutan para Pedagang Kaki Lima adalah :


1. Perlu diketahui bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini kehidupan keluarga kami para pedagang sangatlah semakin sulit, karena kami tidak bisa berjualan, kami juga terpaksa menjual barang-barang kami di rumah agar bisa menyambung kebutuhan hidup. Bahkan hutang kami semakin menumpuk, kami hanya ingin mandiri dan berusaha sendiri dengan cara berjualan di sekitar Simpang Lima Gumul.


2. Bahkan selama ini akses jalan di Simpang Lima Gumul sering ditutup dan kami juga sering dilarang jualan sama petugas dari Pemkab Kediri.


3. Kami para pedagang kecil seringkali merasa di anak tirikan dengan adanya minimarket di dalam area Simpang Lima Gumul yang bisa leluasa bebas berjualan dari pagi sampai malam dimana yang beberapa dagangannya sama dengan dagangan kami, ingat kami tidak keberatan tapi tolong agar kami juga bisa berjualan seperti mereka.


4. Bahkan setahu kami sebagian besar tanah di area Simpang Lima Gumul adalah milik pribadi yang mungkin bukan milik Pemkab Kediri, maka kami mohon agar di ijinkan berjualan di sekitarnya Simpang Lima Gumul.


5. Dan kepada Bupati Kediri, sekali lagi kami mohon kebijaksanaan nya agar kami para Pedagang Kaki Lima sekitar Simpang Lima Gumul bisa diperbolehkan lagi berjualan, karena pada prinsipnya kami bersusah payah berdagang di pinggir jalan hanya ingin bisa menyambung hidup dan menyekolahkan anak - anak kami.


Aksi yang dari awal terlihat berjalan tertib tiba - tiba terlihat memanas setelah massa yang tak kunjung ditemui Bupati Kediri melakukan aksi menabrakkan rombong ke pagar dan kemudian membakarnya didepan pagar Pendopo Kabupaten Kediri, melihat hal tersebut sekitar puluhan Satpol PP berusaha memadamkan kobaran api yang membakar rombong tersebut. Tak terima melihat kobaran api akan dipadamkan oleh Satpol PP, kemudian massa berusaha menghalang - halangi agar api tidak dipadamkan. Sehingga terjadi aksi saling dorong antara Satpol PP dan massa pendemo, melihat didepan Pendopo terjadi aksi saling dorong dan lemparan botol air mineral, sepontan anggota Satpol PP yang berada di dalam halaman Pendopo berlarian keluar membantu rekan - rekan nya. 


Kordinator aksi, Tomi Ari Wibowo langsung merespon hal tersebut dengan mengatakan, "Yang kami bakar itu rombong milik kami sendiri dan tidak mungkin akan membakar Pendopo karena jaraknya jauh, ingat Satpol PP jangan arogan, jangan sampai sentuh para pedagang yang melakukan aksi demo hari ini, saya sudah perintahkan para kordinator dan anggota kami yang belum datang untuk secepat datang ke depan Pendopo. Kalau Satpol PP ngajak tawuran ayo kami ladeni. Pedagang bukan maling dan juga bukan koruptor, kenapa pedagang kalau jualan dilarang dan dikejar - kejar layaknya maling saja, mereka hanya mencari nafkah yang halal untuk keluarga nya. "Kata Tomi dalam Orasinya.


Tak berselang lama di sekitar alun - alun terlihat para tokoh pentolan LSM dan Ormas mulai berdatangan dari segala penjuru secara bertahap, melihat hal tersebut dengan sigap dan humanis personil Polres Kediri Kota segera  mengambil alih situasi dengan menempatkan personil Dalmas dan Polwan nya di depan, memisahkan antara massa pengunjuk rasa dengan Satpol PP yang kemudian ditarik mundur ke dalam Pendopo, saat ketegangan mulai mereda terlihat anggota Polres Kediri Kota melakukan aksi simpatik dengan membagikan air mineral dan masker gratis, melihat hal tersebut massa pendemo serentak bertepuk tangan dan mengucapkan "Terima Kasih Polisi"


Warga sekitar yang melihat hal tersebut, Agus Tofha. "Mengatakan seharusnya Bupati Kediri mencontoh kinerja Walikota Kediri, dimana pedagang kaki lima di sekitar GOR Jayabaya, Alun - Alun, Dermaga Brantas, Bundaran Sekartaji dan jalan Dhoho tetap diperbolehkan berjualan tapi wajib menerapkan protokoler kesehatan, pembatasan jam malam dan pembeli / penjual wajib menggunakan masker. "Ungkap nya.


Bahkan salah seorang pedagang di Alun - alun Kota Kediri yang enggan disebutkan namanya, mengatakan "Saya bisa merasakan jeritan hati para pedagang mas, kasihan banget mereka sekeluarga hanya jualan mencari nafkah yang halal, tapi gak diperbolehkan berjualan. Mas lihat sendiri aja kabarnya ada 2 rombong yang dibakar karena mereka frustasi gak bisa jualan lama. Padahal kalau saya tafsir harga rombong yang dibakar bisa mencapai 1 - 2 juta. "Ucapnya sambil terlihat mengusap air mata.


Saya bersyukur mempunyai Walikota yang peduli sama rakyat kecil seperti kami para pedagang di Alun - alun Kota Kediri. Saya hanya bisa doa kan saudara kami para pedagang kecil di sekitar Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri bisa secepatnya berjualan kembali."Doa nya, (Bang Roy/Kusno).